By Ida Rosida, S.Ag.
Mataku masih terpejam gelap
Tangisku kencang bergema menggetarkan setiap dada
Terasa pilu bagi semua rasa
Seakan tak berdaya bagi jiwa raga
Aku pasrah menerima diriku tanpamu
Ingatanku kosong tanpa bayang raut wajahmu ibu
Telingaku tak mampu menangkap suaramu
Kulitku rapuh tanpa belai sentuh kasihmu
Tuhan menghembuskan ruh hidup kepadaku
Tuhan Antarkanku ke dunia fana
Lalu Diapun mengambil ruhmu
Padahal amat berarti ibu bagiku
Seandainya aku boleh memilih
Antara aku dan kau untuk hidup
Lebih baik kau yang hidup
Namun ternyata “Hari lahirku adalah hari kematian ibu”
Aku menyapa seisi dunia
Bertanya –tanya tentang dirimu “ibu”
Kucoba cari jawab tentang dirimu
Namun aku tak tahu itu
Hanya belai jari di perutmu yang ku rasa
dan sari makanan dari tali pusarmu saat aku lapar
hanya do’amu sembilan bulan untukku
Menjadi bekal perjalanan hidup yang fana
Ibu, Aku selalu merindukanmu
Gambar wajahmu ku pandang tak jemu
Walau hanya bayang di angan
Kucium telapak kakimu dalam mimpi
Do’aku selalu meyertaimu sepanjang masa
Kumohon pada Yang Kuasa
Kita bertemu di alam surga abadi
Yang sabar ya Bu id🙏🙏🙏
Semangatttt
😢
Aamiin 🤲🤲🤲
Aamiin 🤲🤲🤲😭😭😭 insya Allah bertemu lagi disurga
Tinggalkan Komentar