Visi Madrasah
Selasa, 16 Des 2025
  • Membetuk Generasi yang memiliki karakter Spiritual (Agamis), Mandiri & berprestasi, Adaptif terhadap teknologi, Ramah anak, dan Tanggap terhadap lingkungan.
  • Membetuk Generasi yang memiliki karakter Spiritual (Agamis), Mandiri & berprestasi, Adaptif terhadap teknologi, Ramah anak, dan Tanggap terhadap lingkungan.
8 Februari 2025

Chapter 1 Sakura’s story

Sab, 8 Februari 2025 Dibaca 299x

By Kayla Gecka Wikara (Kelas 12 IPS MAN 3 Kuningan)

 

Langit pagi ini cerah, pesawat yang Sakura tumpangi sudah berangkat sejak sejam yang lalu, kini gadis gulali itu duduk tenang di bangku pesawat sambil memandang awan, jadi seperti ini kah bentuk awan dari dekat? Ini adalah pengalaman pertama nya menaiki pesawat, Sakura berusaha melakukan hal yang tidak memalukan diri sendiri hanya karena dia baru pertama menaiki pesawat. Bukan gengsi, hanya saja urat malu nya sangat tebal. Bahkan Sakura berdiri kaku saat melihat betapa ramai nya bandara.

Dan untung nya keadaan nya sedang menelpon Sasori, jadi ia hanya perlu bertanya apa saja yang harus ia lakukan.

Pikiran Sakura melayang pada ucapan Sasori, kakak angkat nya tidak bisa menjemput nya karena ada rapat mendadak di perusahaan nya dan tidak bisa di tinggal kan. Sakura tak mempersalahkan nya, masih ada waktu untuk bertemu lain kali. Satu fakta yang ia baru tahu, Sasori berasal dari keluarga sangat kaya raya.

Sakura membayangkan kehidupan nya di Konoha, apa kah ia akan menjadi bahan bully seperti saat di sekolah dasar? Sakura berdoa semoga hal itu tidak terjadi pada diri nya. Saat Junior ia bersyukur tidak mengalami pembullyan hanya, tatapan benci dan iri yang di layangkan oleh beberapa anak.

Sakura tak mempersalahkan nya, masa junior adalah masa yang terbaik menurut nya. Dan kali ini diri nya berfikir negatif tentang sekolah impian nya. Sekolah itu terkenal elit, hanya menerima anak konglomerat dan pintar.

Sakura takut jika diri nya akan di kucil nya karena ia berasal dari kalangan bawah, seperti drama-drama yang ia lihat di tv. Sakura menggeleng kecil, ia terlalu banyak menonton film.

“Permisi, apa ada yang anda ingin kan nona?” tanya pramugari, Sakura menoleh ia menggeleng halus dan tersenyum, “tidak, terimakasih.”

Sasori membeli tiket pesawat dengan kualitas pelayanan tinggi, membuat Sakura protes dan memarahi lelaki itu. Tapi, Sasori mengucapkan kalimat yang membuat diri nya bungkam.

Dia berkata jika sebelum nya ia menyuruh Sakura menggunakan pesawat pribadi nya yang ada di Suna sontak itu membuat Sakura terdiam seribu kata, seberapa kaya Sasori? Akhirnya Sakura menerima nya ia tidak mau menaiki pesawat pribadi Sasori karena diri nya merasa tak pantas.

Ini saja sudah cukup, tidak ini terlalu berlebihan,sangat. Ia hanya adik angkat Sasori yang tak memiliki hubungan darah sama sekali. Tetapi lelaki itu menyayangi nya seperti adik kandung nya sendiri.

Sakura memilih memejamkan mata nya, ia mengantuk serta pusing dengan Sasori ia memilih untuk tidur, perjalanan menuju Konoha masih dua jam lagi.

Dan Sakura menikmati perjalanan memakai pesawat ini dengan tidur.
       
Sesampai nya di bandara Konoha Sakura segera menuju alamat apartemen yang di kirimkan Sasori untuk nya. Lagi-lagi ia merepotkan kakak angkat nya itu, Sasori memesan apatermen yang menurut diri nya terlalu indah.

Sasori bilang selama tinggal di sini dia yang akan membayar nya, Sakura menolak nya tapi Sasori mengejek nya, memang nya kau bisa bayar? Kira-kira seperti itu.

Sakura meletakan bawaan nya di ruang tengah, ia menatap sekitar semua barang sudah lengkap ada di sini. Sakura menghela nafas, bagaimana ia membalas semua ini? Sakura berdoa semoga kakak angkat nya di berikan kesehatan dan di lancar rezeki nya.

Setelah merapihkan barang, Sakura memutuskan untuk mandi setelah itu ia akan berjalan-jalan di area kota Konoha. Sekalian mencari lowongan pekerjaan. Ia tidak mau terus merepotkan Sasori semoga dengan ini ia bisa menolak jika Sasori memberi nya uang atau membiayai kebutuhan sehari-hari nya.

Ponsel nya berdering, Sakura mengangkat ketika melihat Sasori yang menelpon.

“Ada apa?”

“Kau sudah sampai?”

“Sudah. Aku akan keluar untuk men—hmmpph!” Sakura membungkam mulut nya sendiri ia hampir keceplosan. Jika Sasori tahu, lelaki itu pasti melarang nya untuk berkerja.

“Untuk apa?” tanya Sasori di seberang sana. Sakura meneguk ludah nya, “untuk mencari udara segar sambil melihat kota Konoha.” jawab Sakura lancar.

Ia mendengar Sasori bergumam, “ah ya Sakura.”

“Hmm?”

“Jika kau mencari lowongan pekerjaan aku akan mengirimkan alamat nya, aku takut kau nyasar di Konoha ini kau baru pertama kau tinggal. Aku tahu kau sangat tidak suka menganggur selain mengerjakan tugas sekolah.”

Sakura bungkam, Sasori pasti tahu jika jika melarang diri nya untuk tidak bekerja maka akan terjadi keributan panjang. Sudah cukup, hari ini mereka banyak bertengkar.

***

Di pinggir jalan Konoha tepat nya di Supermarket.

Sakura terlihat berdiri sambil mengernyit menatap supermarket di depan nya. Sakura kembali melihat alamat yang di kirim Sasori, yah, ini benar tidak salah.

Sakura memasuki supermarket itu,ia akan membeli sesuatu dulu di sini. Setelah menanyakan apakah ada lowongan kerja di sini pada Kasir.

Sakura menunggu giliran nya mengantri, saat ia akan membayar ia bertanya pada gadis rambut coklat dengan name tag Matsuri.

Ia bertanya, apakah ia bisa melamar kerja di sini, Matsuri mengangguk semangat dan berkata supermarket ini kekurangan pekerja.

Persyaratan sudah ia bawa semua, diri nya hanya perlu tahu apakah ia di terima atau tidak di sini. Matsuri bilang pemilik supermarket ini bernama Tsunade seorang dokter terkenal di Konoha. Sakura kagum, dokter adalah cita-cita sejak kecil, itu lah mengapa diri nya sangat tekun belajar agar bisa mencapai cita-cita nya itu.

Kuliah dokter memang membutuhkan biaya yang sangat tidak sedikit,hanya orang orang yang beruntung yang bisa mendapatkan nya, dan Sakura memutuskan memilih jalur beasiswa. Dan semoga ia berhasil sampai titik itu.

Esoknya,ia mulai bekerja Sakura mengambil shif malam kecuali hari minggu, ia mengambil Shif pagi. Pukul enam sore Sakura sudah bersiap-siap, ia memakai hoodie baby blue dengan celana jeans hitam.

Ia menaiki bus untuk ke sana, sesampai nya di sana Sakura langsung menganti pakaian nya di ruang ganti, pegawai shif sore terlihat bingung melihat nya. Sakura teringat sesuatu ia membungkuk pada beberapa pekerja yang sedang berkumpul di ruang ganti.

“Aa…maaf, saya pegawai baru di sini. Nama saya Sakura.”

“Oh pantas saja aku baru melihat mu, tidak perlu formal begitu santai saja.”

Sakura tersenyum kaku ia mengangguk dan segera menganti pakaian nya. Setelah itu mulai berkerja.

***

Sementara itu,

Seorang pemuda keluar dari mobil hitam milik nya bersama seorang wanita paruh baya yang terlihat masih awet muda.

Uchiha Mikoto dengan putra bungsu nya, Uchiha Sasuke, terlihat memasuki area supermarket. Mereka menjadi pusat perhatian,oh ayolah siapa yang tidak mengenal mereka berdua?

Sasuke terlihat menemani sang ibu yang berbelanja untuk kebutuhan bulanan, ia mendorong troli di belakang ibu nya dengan wajah datar.

“Kau ingin di masakan apa?” tanya sang ibu, Sasuke menatap banyak sayuran segar di hadapan nya. Lalu, pandangan nya berhenti pada buah berwarna merah bulat dengan ciri khas memiliki rasa asam.

“Tomat.” jawab nya singkat, sang ibu terlihat terdiam lalu terkekeh, “ah, baiklah. Besok ibu masakan sup tomat kesukaan mu.” wanita itu mengambil beberapa tomat segar sesekali Sasuke ikut memilih nya.

“Kita timbang dulu berapa kilo tomat ini. Kau tidak ingin buah?”

Sasuke menggeleng, Ibu nya terlihat berpikir sebentar.

“Besok Itachi datang, ibu ingin membeli dango dulu. Bisa kau timbang ini?” Ibu nya menyodorkan plastik berisi tomat. Sasuke mengangguk, “troli nya?” Sasuke bertanya.

Ibu nya mengambil alih troli nya,”biar ibu saja yang bawa.” Wanita itu meninggalkan, Sasuke mencari tempat yang biasa untuk menimbang buah atau sayuran di sini.

Ia menemukan nya, ada gadis dengan warna rambut langka,menurut nya sedang melakukan pekerjaan nya di sana.

Sasuke ikut mengantri bagian, seperti biasa diri nya menjadi banyak perhatian para gadis atau wanita yang sudah memiliki keluarga. Tapi, diri nya memilih cuek dan tak peduli, kini giliran nya untuk menimbang buah tomat nya.

Sasuke memperhatikan bagaimana tangan lentik itu melakukan pekerjaan nya.

“Ah ya,rambut di cat?” pegawai lelaki di samping gadis dengan rambut pink nyentrik itu bertanya. Sasuke mendengarkan nya.

Gadis itu menggeleng,”tidak, ini asli dari lahir. Aneh ya?” gadis itu memberikan buah tomat nya yang sudah di timbang pada diri nya.

Sasuke menerima nya, gadis itu memberikan nya dengan senyuman kecil dengan lirikan sekali. Sungguh kejadian langka menurut Sasuke.

“Tidak, itu bagus. Kau sangat cocok apalagi nama mu Sakura.”

Gadis yang Sasuke dengar bernama Sakura itu terkekeh dan berterima kasih. Sibuk dengan pikiran nya sendiri pemuda itu sampai tidak menyadari jika Mikoto sudah berdiri di samping nya.

“Sudah?” Sasuke sedikit terkejut ketika sangat ibu tiba-tiba saja sudah berdiri di samping nya dengan troli belanjaan nya. Sial, apa ibu nya melihat diri nya yang sedang memperhatikan gadis dengan warna rambut aneh itu?

Sasuke mengangguk,”Hn.”

Ibu nya tersenyum,wanita itu berjalan dan menimbang buah jeruk di plastik ia bisa melihat mata ibu nya yang menatap gadis pink itu. Ibu terlihat sangat betah menatap nya.

“Kau cantik sekali nak.” puji ibu nya, Sasuke tetap mempertahankan wajah datar nya, apa yang di katakan ibu nya itu benar. Gadis itu cantik. Sasuke mengernyit ketika sadar akan pemikiran nya barusan.

Sakura, gadis itu terlihat bersemu, “A-a…terimakasih nyonya.” gugup, Mikoto melihat gadis itu gelagapan saat di puji cantik oleh nya.

“Ah, Hallo nyonya Uchiha Mikoto dan anda Uchiha Sasuke!” Sakura terlihat kebingungan, ia juga di landa panik saat senior nya terlihat sangat menghormati mereka. Apa dua orang di depan nya ini merupakan orang terhormat dan penting?

Sementara Sasuke terlihat mendencih,apakah lelaki itu tidak melihat nya tadi dan lebih sibuk mengobrol dengan gadis aneh itu?

“Mereka siapa?” tanya polos Sakura, lelaki dengan rambut coklat itu menatap Sakura.

“Ah, maaf kan Sakura ini nyonya,tuan…dia,bukan berasal dari Konoha dia merupakan pindahan dari Suna. Sakura, mereka adalah keluarga bangsawan di Konoha dan merupakan keluarga terkaya nomor 1 di Konoha.”

“Astaga!” Sakura menutup mulut nya terkejut sambil menatap ke dua orang di depan nya secara bergantian,”maafkan aku nyonya, tuan.” Sakura membungkuk. Mikoto terlihat terhibur dengan tingkah laku lucu gadis di depan nya.

“Tidak apa-apa wajar kalau kau tidak tahu, tadi nama mu Sakura ya? Sangat cocok dengan mu. Apalagi dengan warna mata dan rambut mu, sangat cocok.” puji Mikoto, Sasuke di samping nya terlihat menghela nafas. Sepertinya ini akan lama.

“Ibu.” Sasuke membuka suara dengan satu kata, Mikoto menatap nya dan langsung peka.

“Oh! Kami pergi dulu ya. Semangat bekerja!” Mikoto pergi dengan Sasuke, kini Sasuke kembali mendorong troli.

“Gadis tadi sangat cantik ya.” ungkap ibu nya, Sasuke melirik ibu nya yang masih memasang wajah berbinar-binar.

“Biasa saja.” balas Sasuke, ibu nya terlihat menghela nafas.

Wanita dengan rambut hitam itu menatap ke depan dengan wajah seperti seorang ibu yang sedang merindukan anak nya.

“Dia sangat cantik, seperti ibu nya. Benar-benar perpaduan ayah dan ibu.”

Sasuke melihat ibu nya yang sedang melamun dengan wajah tersenyum. Apa yang di pikirkan ibu nya?

Sementara itu Sakura,

“Nyonya Mikoto terlihat sangat cantik dan awet muda.” Sakura duduk di bangku gadis itu mengingat kembali wajah wanita yang sangat cantik dan awet muda itu.

“Yah, Uchiha Mikoto di kenal sebagai orang yang ramah, tapi tidak dengan anak bungsu dan suami nya yang sangat jutek.”

Sakura terlihat mengernyit mengingat kembali wajah pemuda di samping nyonya Mikoto. Wajah itu sangat dingin dan datar.

“Kalau di pikir seperti nya iya, tapi kau tidak boleh begitu. Mereka keluarga terhormat.”

“Aku tidak suka dengan anak bungsu nya, gaya nya sangat sombong.”

“Hei! Bilang saja kau iri.”

“Tidak!”

Sakura memasang wajah geli nya, lelaki itu memang memiliki gengsi sangat tinggi ya?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Bersambung…

Artikel Lainnya

Oleh : Mamat

Cici

Oleh : Mamat

30 Januari 2020

Oleh : Mamat

KEUTAMAAN BULAN RAJAB

Artikel ini memiliki

3 Komentar

Tinggalkan Komentar

Flag Counter