Visi Madrasah
Selasa, 16 Des 2025
  • Membetuk Generasi yang memiliki karakter Spiritual (Agamis), Mandiri & berprestasi, Adaptif terhadap teknologi, Ramah anak, dan Tanggap terhadap lingkungan.
  • Membetuk Generasi yang memiliki karakter Spiritual (Agamis), Mandiri & berprestasi, Adaptif terhadap teknologi, Ramah anak, dan Tanggap terhadap lingkungan.
6 Maret 2025

SO THAT THE REWARD OF YOUR FASTING IS KEPT, THEN FAST FROM SIN

Kam, 6 Maret 2025 Dibaca 553x

By Abdul Aziz, S. Pd. I

Menurut Sayyid Hasan bin Ahmad al-Kaff, alasan penamaan ‘Ramadhan’ pada bulan ini karena dulu saat penamaannya bertepatan dengan cuaca yang sangat panas. ‘Ramadhan’ sendiri berasal dari kata الرَّمْضَاءُ (al-ramdhâ’) yang artinya sangat panas. Ada juga yang mengatakan, kata ‘panas’ itu diidentikkan dengan pembakaran (pengampunan) dosa, karena ampunan Allah terbuka lebar pada bulan tersebut. ( Al-Taqrîrât al-Sadîdah, h. 433)

Saudaraku,

“Orang yang berpuasa adalah orang yang anggota badannya berpuasa dari dosa-dosa..

lisannya berpuasa dari kedustaan, kekejian, dan penipuan..

Perutnya berpuasa dari makanan dan minuman..

Kemaluannya berpuasa dari tindakan keji..

Sehingga bila berbicara; dia tidak berbicara dengan sesuatu yang dapat menodai puasanya, dan apabila berbuat; dia tidak berbuat sesuatu yang dapat merusak puasanya..

Sehingga semua perkataannya bermanfaat dan baik, begitu pula amal-amalnya..

Dia seperti bau yang dicium oleh orang yang duduk bersama orang yang membawa parfum misik..

Begitu pula orang yang duduk bersama orang yang berpuasa, dia akan mendapatkan manfaat dari duduk bersamanya, dia juga akan selamat saat duduk bersamanya dari kata tipuan, kedustaan, kekejian dan kezaliman..

Inilah puasa yang disyariatkan, bukan hanya sekedar menahan diri dari makanan dan minuman..

Jadi, puasa adalah puasanya anggota badan dari dosa dan puasanya perut dari makanan dan minuman..

Maka, sebagaimana makanan dan minuman bisa membatalkan puasa dan merusaknya, begitu pula dosa bisa membatalkan pahalanya dan merusak buahnya, sehingga dia seperti orang yang tidak berpuasa..”

Saudaraku,

Salah satu keutamaan yang diperoleh bagi orang yang melaksanakan puasa Ramadhan adalah derajatnya di sisi Allah swt. akan diangkat. Terkait ini, Syekh ‘Izzuddin (w. 1181 M) mengutip salah satu hadits Nabi yang berbunyi,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ

Artinya: “Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu” (HR Imam Muslim).

Menurut Syekh ‘Izuddin, maksud dibukanya pintu surga adalah pada bulan Ramadhan ada banyak amal ibadah yang menyebabkan dibukanya pintu surga. Sementara maksud dikuncinya pintu neraka adalah karena pada bulan tersebut sedikit perbuatan maksiat yang menyebabkan dikuncinya pintu neraka. Sedangkan maksud setan dibelenggu karena saat kondisi berpuasa, setan tidak menggoda manusia untuk bermaksiat (‘Izzuddin, Maqâshidush Shaum, h. 12)

Dalam kalkulasi pahala, setiap amal ibadah akan dibalas sebesar 10, kali lipat 700 kali lipat, sampai besaran yang Allah kehendaki. Berbeda dengan puasa. Menurut Imam Al-Qruthubi (w. 1273 M), saking besar pahala yang diperoleh orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, sampai-sampai hanya Allah yang tahu besarannya. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah ﷺ:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Artinya, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya” (HR Muslim) (Hasan al-Musysyat, Is’âfu Ahlil Îmân, h. 34).

Bahkan, menurut Syekh Utsman Syakir dalam dengan mengutip Abul Hasan menjelaskan, setiap ibadah akan dibalas surga oleh Allah. Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah langsung bersua dengan Allah di akhirat nanti, tanpa ada penghalang (hijâb) apapun. Dalam klasifikasi pahala, level pahala tertinggi adalah berjumpa dengan Allah kelak. (Utsman Syakhir, Durratun Nâshihîn, h. 13)

Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita dan menerima amal puasa kita semua…

AGAR PAHALA PUASA ANDA TERJAGA, MAKA BERPUASALAH DARI DOSA

According to Sayyid Hasan bin Ahmad al-Kaff, the reason for naming this month ‘Ramadan’ is because the time when it was named coincided with very hot weather. ‘Ramadan’ itself comes from the word الرَّمْضَاءُ (al-ramdhâ’) which means very hot. Some also say, the word ‘heat’ is identified with the burning (forgiveness) of sins, because God’s forgiveness is wide open in that month. (Al-Taqrîrât al-Sadîdah, p. 433)

my brother,
“A person who fasts is a person whose body parts are fasting from sins..

his tongue fasted from lies, abomination, and deception..

His stomach is fasting from food and drink..

His privates are fasting from the heinous act..

So when speaking; he does not speak with anything that can stain his fast, and when doing; he did not do anything that could break his fast..

So that all his words are useful and good, so are his deeds..

He is like the smell that is smelled by those who sit with those who carry musk perfume..

Similarly, the person who sits with the person who is fasting, he will benefit from sitting with him, he will also be safe when sitting with him from deceit, lies, abomination and cruelty..
This is the prescribed fasting, not just abstaining from food and drink..

So, fasting is the fasting of the body parts from sin and the fasting of the stomach from food and drink..

So, just as food and drink can invalidate fasting and spoil it, so sin can invalidate its reward and spoil its fruit, so that he is like a person who does not fast..”

my brother,
One of the advantages obtained for those who fast in Ramadan is their degree in the sight of Allah swt. will be lifted. Related to this, Sheikh ‘Izzuddin (d. 1181 AD) quoted one of the Prophet’s hadiths which read,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبَْابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ َبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ

Meaning: “When Ramadan arrives, the gates of heaven are opened, the gates of hell are closed and the devil is shackled” (HR Imam Muslim).

According to Sheikh ‘Izuddin, the meaning of the opening of the gates of heaven is that in the month of Ramadan there are many acts of worship that cause the opening of the gates of heaven. While the meaning of the locking of the gates of hell is because in that month a few acts of immorality caused the locking of the gates of hell. While the meaning of the devil is shackled because when the condition of fasting, the devil does not tempt people to commit immorality (‘Izzuddin, Maqâshidush Shaum, p. 12)

In the calculation of reward, every act of worship will be rewarded 10 times, times 700 times, until the amount that God wants. Different from fasting. According to Imam Al-Qruthubi (d. 1273 AD), the reward obtained by those who fast in the month of Ramadan is so great that only God knows its magnitude. As the Prophet ﷺ said:

كلُّ عَمَلِ بْنِ عدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْتَالِهَا إلَى سْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ الَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إلَّ الصَّومَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

That is, “Every good deed done by humans will be multiplied by ten good deeds which is like seven hundred times. Allah ta’ala said (which means), ‘Except for the practice of fasting. The practice of fasting is for Me. I myself will repay him” (HR Muslim) (Hasan al-Musysyat, Is’âfu Ahlil Îmân, p. 34).

In fact, according to Sheikh Utsman Syakir in quoting Abul Hasan explained, every act of worship will be rewarded in heaven by God. Unlike fasting, the reward is to meet God directly in the afterlife, without any hindrance (hijab). In the classification of rewards, the highest reward level is meeting God later. (Utsman Syakhir, Durratun Nâshihîn, p. 13)

May Allah accept all our acts of worship and accept all our fasting deeds…

Artikel ini memiliki

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

Flag Counter